Langsung ke konten utama

Postingan

Polemik Film Impor

Sepertinya rencana untuk menyaksikan sederetan film –film box office ditahun 2011 ini hanya tinggal angan-angan. Sederetan film Hollywood yang akan release seperti : “ Fast Five ”, “ Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides ”, “ Kung Fu Panda 2 ”,” X-Men: First Class ”, “ Transformers: Dark of the Moon ” dan “ Harry Potter and the Deathly Hallows: Part II ” terancam tidak diputar di bioskop-bioskop diseluruh Indonesia. Pemicunya adalah Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE-3/PJ/2011 tentang Pajak Penghasilan (PPh) atas Penghasilan Berupa Royalti dan pemberlakuan PPN atas Pemasukan Film Impor yang berdampak diboikotnya Indonesia dari peredaran film-film Hollywood. Peraturan ini merupakan penafsiran baru atas undang-undang dan peraturan tentang pajak bea masuk yang lama. Dengan surat edaran ini penghasilan yang dibayarkan keluar negeri oleh importir terkait penggunaan hak cipta atas film impor dengan persyaratan tertentu, merupakan royalti yang dikenakan PPh 20 persen.
Postingan terbaru

Selamat Jalan Mbah

Sebagian besar orang mungkin menganggap apa yang sudah dilakukan oleh Ki Surakso Hargo atau yang lebih Populer dengan nama Mbah Maridjan adalah Konyol bahkan tidak sedikit yang mencibir dan mencaci maki. Faktor klenik dan mistis sering dikaitkan dengan "kekehnya" si  Mbah melakoni kehidupannya sebagai seorang kuncen juga mengundang pro dan kontra di era modern sekarang ini. Tapi saya mencoba melihat dari sisi yang lain tentang si Mbah yang satu ini. Mbah Maridjan ditugaskan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX untuk "menjaga" Gunung Merapi pada tahun 1982, suatu tugas yang mungkin oleh generasi kita sekarang dianggap sebagai sebuah pekerjaan yang konyol. Bagaimana tidak menjaga salah satu gunung berapi paling aktif di dunia dengan imbalan yang sangat jauh dari UMR bahkan mungkin tidak ada imbalan (seorang abdi dalem keraton hanya digaji Rp. 9.000,-/bulan). Tapi Mbah Maridjan  menjalankan tugas yang diamanahkan kepadanya dengan penuh integritas dan bertanggung jaw

Kualitatif VS Kuantitatif

Banyak orang ketika dihadapkan pada masalah penelitian bingung untuk memilih antara metode penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Sebagian besar terperangkap dalam pola pikir bahwa penelitian kuantitatif adalah 'lebih baik' daripada penelitian kualitatif. Pada Hakikatnya tidaklah demikian, tidak ada yang lebih baik dari yang lain, tergantung pada kebutuhan pada penelitian yang akan dilakukan, seberapa dalam informasi yang ingin digali. Penelitian kualitatif mengeksplorasi sikap, perilaku dan pengalaman melalui metode seperti wawancara atau fokus grup. Melalui metode ini peneliti mencoba untuk mendapatkan pendapat secara mendalam dari peserta. Karena melalui sikap, perilaku dan pengalaman yang penting, informasi yang bisa digali lebih mendalam. Sedangkan Penelitian Kuantitatif bergantung kepada statistik dengan menggunakan penelitian survei berskala besar, menggunakan metode seperti kuesioner atau wawancara terstruktur. Jenis penelitian ini mencapai lebih banyak orang.

Online Oxygen Generation

Seiring dengan gelombang WEB 2.0 yang melanda Internet melalui WEB 2.0 service seperti social media, blogging, pod case, tagging, dan multimedia sharing service dan didukung dengan layanan internet broadband dan teknologi wireless yang menjadikan internet mudah diakses, perkembangan Online Oxygen Generation menjadi semakin pesat. Apa sebetulnya Online Oxygen generation ? Secara sederhana penjelasan Online Oxygen generation dapat kita temui dilirik lagunya saikoji : Siang malam ku selalu menatap layar terpaku untuk online online online online Tidur telat bangun pagi pagi, nyalain komputer online lagi bukan mau ngetik kerjaan email tugas diserahkan tapi malah buka facebook padahal face masih ngantuk beler kaya orang mabuk pala naik turun ngangguk ngangguk sambil ngedownload empitri colok iPod USB kiri ngecekin postingan forum ape ade balesannye? Belum biar belum sikat gigi belum mandi tapi kalo belum online paling anti liat friendster, myspace, youtube, me and HIM

Raksasa itu bertitel PhD

Good looking, Bisa maen music, hebat di Olahraga, “Jagoan”, berotak Genius dan sukses di bidang akademik sepertinya hanya ada dalam cerita picisan anak muda ataupun cerita pewayangan tentang Arjuna Lelanang ing Jagad. Tapi memang itulah serangkaian kata-kata yang bisa digunakan untuk menggambarkan “Dolph Lundgren”, bintang filem laga bertubuh raksasa yang membintangi sejumlah filem action seperti Rocky IV , Universal Sodier , Showdown in little Tokyo dan masih banyak lagi. Pemegang sabuk Hitam Dan Tiga Kyokushinkai yang pernah beberapa kali menjuarai kejuaraan karate Full Body Contact di Eropa dan Australia ini pintar pula bermain Drum dan Trombone dikala waktu senggangnya. Pria kelahiran Stockholm Swedia, 3 November 1959 bergelar PhD ini menyelesaikan Master chemical engineering di University of Sydney Australia dan PhD chemical engineering dari Massachusetts Institute of Technology (M.I.T.) melalui beasiswa Fullbright. Dengan kemampuan akademisnya itu bukan hal yang sulit baginya

Hari ini 64 Tahun yang Lalu

Sudah 64 tahun kita mengecap kemerdekaan yang diperjuangkan dengan pengorbanan darah, jiwa dan airmata, beribu kusuma bangsa yang gugur untuk menebus sebuah kemerdekaan. Seperti kata-kata bijak yang sering di dengungkan "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para Pahlawannya". Berikut ini cuplikan peristiwa 64 tahun yang lalu.

Belah Duren

Posting ini nggak ada hubungannya dengan belah durennye Julia Perez yang sering di konotasikan dengan hal-hal yang berbau sex. Saya membuat postingan ini karena sebagai penggemar berat buah yang satu ini merasa sangat terganggu dengan mitos-mitos tentang Durian yang dikatakan tidak baik untuk kesehatan terlebih untuk orang yang berpostur "subur" seperti saya. Mitos tentang koesterol dan kadar lemak yang tinggi pada durian menghalangi hasrat untuk memuaskan keinginan makan durian pada setiap musin durian beberapa tahun balakangan ini. Tapi akhirnya saya berfikir sebenarnya apakah benar mitos-mitos tersebut. Pertanyaan itu mendorong saya untuk mencari informasi yang benar-benar bisa dipertangung jawabkan sebenarannya. (yang akan menjadi alasan pembenaran untuk memuaskan hasrat makan durian) Pencarian tersebut membawa saya ke Perpustakaan Nasional Departemen Pertanian Amerika Serikat (http://www.nal.usda.gov) . Website tersebut menyediakan fasilitas penelusuran kandungan yang te