Langsung ke konten utama

ORANG PINGGIRAN PAHLAWAN DEVISA

Beberapa hari yang lalu saya ke immigration office Malaysia di Putrajaya untuk sebuah urusan, ketika sampai di pelataran kantor imigrasi Malaysia tersebut tak lama datang satu rombongan, yang dari wajah-wajahnya dapat saya lihat warga Indonesia, saya tersentak sesaat ketika melihat tangan-tangan mereka yang diborgol satu dengan yang lainnya. Wajah-wajah yang terlihat lelah, wajah-wajah yang terlihat sayu, bahkan satu diantara mereka seorang wanita yang menggendong bayi yang masih merah. Dalam hati saya berguman “oh inikah para pahlawan devisa itu” sangat menyakitkan, sangat memilukan.
Sambil berjalan menuju ke lantai 4, Ingatan saya menerawang ke belakang saya teringat dengan gerbang kedatangan luar negeri di Sukarno-Hatta sebuah spanduk besar terpampang “Selamat Datang Pahlawan Devisa” tetapi kemudian mereka dipisahkan gerbang kedatangannya dengan warga lainnya yang datang dari luar negeri “beginikah caranya memperlakukan para pahlawan”, teringat ketika di kantor KBRI mereka harus antri di sebuah lorong sempit di pojok KBRI untuk mengurus administrasi, berbeda dengan Warga Indonesia Lainnya yang berkunjung ke KBRI, “oh, beginikah cara memperlakukan pahlawan”. Mereka diperlakukan berbeda dinegerinya sendiri oleh saudara-saudaranya sendiri, mereka diperlakukan berbeda dinegara orang oleh saudara-saudaranya sendiri. Bagaimana orang dari Negara lain akan menghargai mereka, jika di Negara sendiri dan oleh saudara sendiri mereka diperlakukan berbeda.
Ketika saya kembali dan melawati lagi rombongan itu, mereka sedang berjejer,berbaris jongkok dengan di awasi sejumlah petugas berseragam, dalam hati saya berguman “Pahlawan Devisaku Orang Pinggiran” teringat dengan lagu bang iwan Orang Pinggiran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Polemik Film Impor

Sepertinya rencana untuk menyaksikan sederetan film –film box office ditahun 2011 ini hanya tinggal angan-angan. Sederetan film Hollywood yang akan release seperti : “ Fast Five ”, “ Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides ”, “ Kung Fu Panda 2 ”,” X-Men: First Class ”, “ Transformers: Dark of the Moon ” dan “ Harry Potter and the Deathly Hallows: Part II ” terancam tidak diputar di bioskop-bioskop diseluruh Indonesia. Pemicunya adalah Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE-3/PJ/2011 tentang Pajak Penghasilan (PPh) atas Penghasilan Berupa Royalti dan pemberlakuan PPN atas Pemasukan Film Impor yang berdampak diboikotnya Indonesia dari peredaran film-film Hollywood. Peraturan ini merupakan penafsiran baru atas undang-undang dan peraturan tentang pajak bea masuk yang lama. Dengan surat edaran ini penghasilan yang dibayarkan keluar negeri oleh importir terkait penggunaan hak cipta atas film impor dengan persyaratan tertentu, merupakan royalti yang dikenakan PPh 20 persen.

Selamat Jalan Mbah

Sebagian besar orang mungkin menganggap apa yang sudah dilakukan oleh Ki Surakso Hargo atau yang lebih Populer dengan nama Mbah Maridjan adalah Konyol bahkan tidak sedikit yang mencibir dan mencaci maki. Faktor klenik dan mistis sering dikaitkan dengan "kekehnya" si  Mbah melakoni kehidupannya sebagai seorang kuncen juga mengundang pro dan kontra di era modern sekarang ini. Tapi saya mencoba melihat dari sisi yang lain tentang si Mbah yang satu ini. Mbah Maridjan ditugaskan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX untuk "menjaga" Gunung Merapi pada tahun 1982, suatu tugas yang mungkin oleh generasi kita sekarang dianggap sebagai sebuah pekerjaan yang konyol. Bagaimana tidak menjaga salah satu gunung berapi paling aktif di dunia dengan imbalan yang sangat jauh dari UMR bahkan mungkin tidak ada imbalan (seorang abdi dalem keraton hanya digaji Rp. 9.000,-/bulan). Tapi Mbah Maridjan  menjalankan tugas yang diamanahkan kepadanya dengan penuh integritas dan bertanggung jaw

Hari ini 64 Tahun yang Lalu

Sudah 64 tahun kita mengecap kemerdekaan yang diperjuangkan dengan pengorbanan darah, jiwa dan airmata, beribu kusuma bangsa yang gugur untuk menebus sebuah kemerdekaan. Seperti kata-kata bijak yang sering di dengungkan "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para Pahlawannya". Berikut ini cuplikan peristiwa 64 tahun yang lalu.